Siklus Hidup API


Secara sederhana, API, atau Application Programming Interface, memungkinkan komunikasi antar aplikasi. Namun, jika kita mempelajari lebih dalam bidang API, kita akan menemukan betapa pentingnya API dalam kehidupan pribadi dan profesional kita. Tanpa disadari, API semakin terintegrasi ke dalam berbagai aspek rutinitas kita sehari-hari, khususnya dalam aktivitas online dan penggunaan perangkat seluler. Dengan memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang API, kita dapat mengidentifikasi dan memanfaatkan fungsinya untuk keuntungan mereka, terlepas dari tingkat keahlian teknis kita.

Seperti halnya dalam pengembangan perangkat lunak, API juga memiliki siklus hidup yang penting dalam penggunaannya, meskipun siklus ini tidak selalu di-enforce secara ketat. Siklus hidup API mencakup beberapa tahap utama yang membantu memastikan API tetap relevan, aman, dan fungsional bagi para pengembang dan pengguna akhir.

Definisi (Define)

API terdiri dari berbagai komponen tekstual, terdokumentasi, dan kode yang menentukan pengoperasian API. Permulaan siklus hidup API yang menyeluruh memerlukan kolaborasi dengan seluruh pemangku kepentingan untuk memastikan pemahaman bersama tentang setiap API dan pengembangannya sepanjang waktu.

Tahap Definisi yang baik dalam siklus hidup API jadi salah satu faktor yang menentukan keberhasilan API. Dengan menyediakan elemen-elemen yang diperlukan ke API, Anda menjamin pengoperasiannya yang efisien. Meskipun Anda mungkin ingin melewatkan tahap definisi, sebenarnya tahap ini merupakan langkah awal yang penting yang berdampak pada setiap tahap berikutnya dan meningkatkan efisiensi API yang dibuat secara keseluruhan.

Penerapan

  • Mengadakan workshop dengan pemangku kepentingan untuk mengumpulkan kebutuhan dan ekspektasi.
  • Menulis dokumen spesifikasi API yang mencakup endpoint, metode HTTP (GET, POST, PUT, DELETE), parameter, dan contoh respons.
  • Menyusun dokumentasi awal API menggunakan format seperti OpenAPI Specification (OAS).

Desain (Design)

Pada fase desain, Anda mengerjakan desain yang terinformasi mengenai penjelasan umum setiap API, membentuk cara kerjanya, protokol dan standar yang digunakan, dan bagaimana setiap API akan mematuhi aturan yang lebih luas di seluruh organisasi. Pengerjaan dalam desain setiap API, serta praktik desain secara keseluruhan di seluruh operasi, menyempurnakan operasi Anda dan menyelaraskan operasi.

Desain sering kali dibahas dalam istilah RESTful atau API web, tetapi tahap ini berlaku secara universal yang dapat diterapkan pada API sinkron dan asinkron. Tahap Desain diterapkan di berbagai pola API, jadi Anda harus menentukan cara umum untuk mendeskripsikan dan mendiskusikan desain di semua API.

Dalam versi siklus hidup API yang ditulis, coding untuk pengembangan API masuk dalam fase Desain.

Penerapan

  • Menentukan struktur data dan model objek.
  • Merancang alur kerja API, termasuk validasi data, autentikasi, dan penanganan kesalahan.
  • Menggunakan tool desain API seperti Swagger atau Postman untuk memvisualisasikan dan menguji desain.

Pengujian (Testing)

Fase Pengujian berkonsentrasi pada penyederhanaan, pendokumentasian, dan otomatisasi proses pengujian untuk setiap kontrak API dengan melibatkan penilaian kinerja API secara keseluruhan, integrasi, dan melakukan berbagai pengujian. Otomatisasi sangat penting untuk memeriksa secara menyeluruh setiap API dan operasi di sekitarnya, sehingga memungkinkan tim meningkatkan produktivitas dan mempertahankan kualitas API yang tinggi.

Meskipun ada kerumitan unik yang terlibat dalam pengujian API, sebagian besar pengujian dapat dilakukan menggunakan elemen pengujian diatas. Menguji API secara konsisten dengan cara yang sama membantu menjaga kualitas dan menetapkan template standar untuk pengujian, yang dapat diterapkan di semua tim. Sangat penting untuk menstandardisasi proses pengujian API guna mencapai keandalan yang diperlukan untuk berbagai API yang akan digunakan dalam operasi bisnis di masa depan.

Penerapan

  • Menulis tes unit untuk setiap endpoint API.
  • Menggunakan alat otomatisasi pengujian seperti Postman, Newman, atau JUnit untuk menjalankan tes.
  • Melakukan pengujian kinerja menggunakan alat seperti JMeter atau Gatling.

Pengamanan (Secure)

Tahap ini berfokus pada pengamanan akses dan operasi yang terkait dengan setiap API, memastikan bahwa hanya individu yang berwenang (authorized) yang dapat membuat permintaan dan mengirim pesan. Pengamanan memerlukan penerapan strategi organisasi yang komprehensif untuk otentikasi API, enkripsi, rahasia, peran, dan pemindaian kerentanan. Penting untuk membekali tim dengan sumber daya yang diperlukan untuk secara konsisten mengamankan lingkungan API yang sedang berkembang.

Organisasi memprioritaskan keamanan di awal siklus hidup API, menerapkan keamanan berlapis untuk memproduksi dan menggunakan API. Peralihan ke arah investasi keamanan di awal proses, yang dikenal sebagai “shift left”, membekali tim API dengan metode yang telah terbukti untuk menghasilkan API yang lebih aman.

Keamanan API lebih dari sekadar autentikasi dan otorisasi API individual. Hal ini juga mencakup memastikan keamanan data selama transportasi, tindakan yang terkait dengan setiap API, dan mengatasi masalah keamanan bagi pihak yang menyediakan dan menggunakan API. Dengan mengikuti siklus hidup API tahap pengamanan dan mematuhi protokol keamanan yang ditetapkan, tim dapat secara efektif memprioritaskan perlindungan API.

Penerapan

  • Menggunakan OAuth 2.0 untuk otentikasi dan otorisasi.
  • Mengenkripsi data sensitif menggunakan HTTPS.
  • Melakukan pemindaian kerentanan dengan alat seperti OWASP ZAP.

Peluncuran (Deploy)

Saat API siap diluncurkan, ada langkah-langkah tertentu yang perlu diikuti untuk memastikan API berfungsi dengan baik untuk seluruh perusahaan. Mengkoordinasikan cara penerapan API membantu memastikan API dibuat sedemikian rupa sehingga dapat digunakan berulang kali.

Tahap Peluncuran mungkin berbeda bagi tiap organisasi. Yang penting adalah selalu ada sumber utama, proses pembangunan yang dapat diulang, dan serangkaian rilis standar, tahapan, lingkungan, dan rencana untuk menerapkan API secara konsisten di seluruh tim dan domain.

Seperti siklus hidup pengembangan perangkat lunak (SDLC), siklus hidup API harus terdefinisi dengan baik dan dapat diulang. Perbedaan besarnya adalah siklus hidup API juga harus memiliki beberapa perbedaan yang membantu menghadirkan infrastruktur API secara andal menggunakan gateway API, kebijakan, dan praktik observasi yang telah ditentukan.

Penerapan

  • Menyiapkan lingkungan produksi dengan konfigurasi yang sesuai.
  • Menggunakan pipeline CI/CD untuk mengotomatiskan proses build dan deploy.
  • Memastikan dokumentasi API tersedia di portal developer.

Pemantauan (Observability)

Observabilitas memberi tim kemampuan untuk “melihat” API dan operasi di sekitarnya menggunakan serangkaian metrik umum, membantu menyediakan data yang diperlukan untuk mengoperasikan dan memajukan setiap API secara independen.

Observabilitas adalah ukuran seberapa baik keadaan internal suatu sistem dapat disimpulkan dari pengetahuan tentang keluaran eksternalnya. Anda perlu memanfaatkan semua keluaran yang ada yang tersedia di seluruh platform API dan infrastruktur yang digunakan untuk membuat API menyelesaikan siklus hidup API hingga produksi.

Penerapan

  • Menggunakan alat pemantauan seperti Prometheus, Grafana, atau ELK Stack untuk mengumpulkan dan menganalisis log dan metrik.
  • Menetapkan alert untuk kondisi kinerja yang tidak normal.
  • Menggunakan dashboard untuk visualisasi data.

Distribusi (Distribution)

Sebuah API tidak akan banyak gunanya jika tidak dapat ditemukan dan digunakan. Mendistribusikan API, serta operasi pendukung di sekitarnya, memastikan bahwa konsumen dapat menemukannya saat membangun aplikasi dan integrasi. Hal ini juga berarti kecilnya kemungkinan tim untuk membuat API yang berlebihan.

Distribusi API memainkan peranan penting baik dalam produksi maupun konsumsi. Kurangnya perhatian pengembang terhadap distribusi berdampak pada penemuan dan putaran umpan balik untuk API, sehingga membatasi penggunaan dan menghilangkan informasi berharga yang dapat mereka gunakan untuk iterasi dan menyediakan fitur yang diinginkan konsumen.

Pengembang dapat mendistribusikan API, namun hal ini paling baik dilakukan oleh manajer produk, pemasar, dan pihak lain yang lebih memahami kebutuhan bisnis. Mereka pasti akan memilih metadata yang tepat dan memastikan bahwa portal, katalog, jaringan, dan konten selaras dengan tujuan bisnis.

Penerapan

  • Menyediakan portal untuk para pengembang dengan dokumentasi API yang lengkap.
  • Menggunakan API Gateway untuk mengelola akses dan rute API.
  • Mengintegrasikan dengan platform API seperti RapidAPI untuk meningkatkan visibilitas.

BEST PRACTICE dalam Penerapan Siklus Hidup API💻

1. Document Everything (Dokumentasikan Semuanya)

Dokumentasi yang baik adalah kunci untuk keberhasilan API pada setiap tahap siklus hidupnya. Dokumentasi harus mencakup spesifikasi API, panduan penggunaan, contoh kode, dan panduan integrasi.

  • Gunakan OpenAPI Specification: Ini adalah standar industri untuk mendokumentasikan API.
  • Sediakan Dokumentasi Interaktif: Alat seperti Swagger UI atau Redoc dapat membantu pengembang memahami dan mencoba API secara langsung.

2. Implementasi Versi API (API Versioning)

Penting untuk mengelola perubahan pada API tanpa mengganggu pengguna yang sudah ada.

  • Gunakan Pengalamatan Versi: Misalnya, v1, v2 dalam URL (e.g., /api/v1/resource).
  • Depresiasi yang Terencana: Berikan waktu yang cukup dan komunikasi yang jelas ketika menghapus versi lama API.

3. Desain yang Konsisten dan Intuitif

Desain API harus konsisten dan intuitif untuk digunakan, sehingga memudahkan pengembang dalam memahami dan mengintegrasikan API.

  • Prinsip RESTful: Gunakan metode HTTP yang sesuai (GET, POST, PUT, DELETE) dan desain URL yang intuitif.
  • Nama yang Deskriptif: Gunakan nama endpoint yang jelas dan deskriptif.

4. Otomatisasi Sebanyak Mungkin

Otomatisasi dapat meningkatkan efisiensi dan konsistensi dalam pengembangan, pengujian, dan deployment API.

  • Continuous Integration/Continuous Deployment (CI/CD): Gunakan pipeline CI/CD untuk mengotomatiskan build, test, dan deployment.
  • Automated Testing: Implementasikan pengujian otomatis untuk unit, integrasi, dan kinerja.

5. Keamanan sebagai Prioritas Utama

Keamanan harus menjadi prioritas dari awal hingga akhir siklus hidup API.

  • Autentikasi dan Otorisasi: Gunakan standar seperti OAuth 2.0 dan JWT untuk memastikan keamanan akses API.
  • Enkripsi: Pastikan semua komunikasi melalui HTTPS.
  • Audit dan Pemantauan: Lakukan audit keamanan secara berkala dan pemantauan terus menerus.

6. Pemantauan dan Observabilitas

Kemampuan untuk memantau dan mengamati kinerja dan penggunaan API sangat penting untuk deteksi masalah dan perbaikan.

  • Metrik dan Log: Kumpulkan metrik kinerja dan log error menggunakan alat seperti Prometheus dan ELK Stack.
  • Dashboard Real-time: Buat dashboard untuk memantau kesehatan API secara real-time.

7. Umpan Balik dan Iterasi

Terus-menerus mengumpulkan umpan balik dari pengguna API dan melakukan iterasi untuk perbaikan.

  • Portal Pengembang: Sediakan tempat bagi pengembang untuk memberikan umpan balik.
  • Analisis Penggunaan: Analisis pola penggunaan API untuk mengidentifikasi area yang membutuhkan perbaikan atau pengoptimalan.

8. Skalabilitas dan Ketersediaan

Pastikan API Anda bisa menangani beban pengguna yang tinggi dan tetap tersedia setiap saat.

  • Desain untuk Skalabilitas: Gunakan arsitektur yang mendukung skalabilitas horizontal seperti microservices.
  • Redundansi dan Failover: Implementasikan strategi redundansi dan failover untuk menjaga ketersediaan.

9. Manajemen API (API Management)

Gunakan alat manajemen API untuk mengelola seluruh siklus hidup API.

  • API Gateway: Gunakan API Gateway untuk pengelolaan lalu lintas, keamanan, dan routing.
  • Portal Pengembang: Sediakan portal yang lengkap dengan dokumentasi, contoh kode, dan alat pengujian.

10. Distribusi dan Ekosistem

Pastikan API Anda dapat diakses dan digunakan oleh pengembang lain dengan mudah.

  • Registrasi di Marketplace API: Daftarkan API di platform seperti RapidAPI untuk meningkatkan visibilitas API.
  • SDK dan Alat Bantu: Sediakan SDK, library, dan alat bantu lainnya untuk memudahkan integrasi dengan API Anda.